Oleh
Kelompok 2 (Iwan Sopwandin, Albar
Maulana, Hikmatul Ulum, Hilmi)
Abstrak
Tulisan ini
bertujuan menggambarkan atau menyajikan struktur kelembagaan
di suatu perguruan tinggi, dengan metode
penelitian menggunakan metode studi pustaka dan mini riset ke aljamiah.
Metode tersebut digunakan dengan cara mencari beberapa literature yang sesuai
dengan pembahasan. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa struktur kelembagaan
di suatu perguruan tinggi sangatlah
penting guna menyongsong kualitas kelembagaan pendidikan. Tentunya dalam
pengelolaan nya harus berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam undang-undang
ataupun peraturan yang telah di tetapkan.
Kata Kunci : Struktur, Kelembagaan,
Perguruan tinggi
A.
PENDAHULUAN
Mahasiswa adalah salah
satu elemen penting yang diharapkan dapat melakukan perubahan dan memberikan
kontribusi nyata terhadap bangsa dan negaranya. Menjadi mahasiswa seharusnya
menjadi langkah awal yang nyata untuk melakukan perubahan. Dalam prosesnya mahasiswa
sampai menjadi alumni butuh yang namanya wadah untuk pengembangan dan binaan
dari lembaga terkait agar aktivitas yangdi lakukan benar-benar ter koordinir
dan sesuai dengan harapan lembaga dan bisa melancarkan tujuan pendidikan itu
sendiri dan pastinya bisa menjadi sorotan baik bagi masyarakat luas.
Dengan
hal ini sangat lah wajar mahasiswa dan alumni berperan aktif untuk bisa
melakukan proses maksimal dalam membantu lembaganya, akan tetapi terlebih dahulu
mahasiswa juga harus mengetahui struktur kelembagaan perguruan tinggi dimaksudkan
agar mahasiswa ketika membuat atau nantinya bekerja di perguruan tinggi sudah
tidak awam lagi.
B.
PEMBAHASAN
1.
Hakikat Perguruan Tinggi Efektif
Hall (1991) mencatat ada dua model
keefektifan organisasi, yaitu model sistem sumber daya (The System-Resource
Model), dan model tujuan (The Goal Model). Model sistem sumber daya
mendefinisikan keefektifan sebagai kemampuan untuk mengeksploitasi lingkungan
organisasi di dalam tindakan memperoleh sumber daya yang langka dan bernilai
untuk melanjutkan fungsi organisasi. Sedangkan model tujuan, secara sederhana
mendefinisikan keefektifan sebagai tingkat atau ke-mampuan organisasi
merealisasikan tujuan-tujuannya. Sedangkan kompleksitas terjadi karena
organisasi mempunyai tujuan-tujuan yang seringkali saling bertentangan,
mengandung keberagaman dan ketidaksesuaian satu tujuan dan tujuan-tujuan
lainnya. Untuk menguraikan keefektifan perguruan tinggi, kedua model tersebut
dapat disintesakan, bahwa keefektifan suatu perguruan tinggi adalah tingkat
pencapaian tujuan perguruan tinggi dalam menjalankan fungsinya dengan
mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki.
Seperti
tersurat di atas, dapat dikatakan bahwa perguruan tinggi dengan fungsi
menjalankan pendidikan tinggi bermaksud mencapai tujuan (1) mencerdaskan
kehidupan bangsa; (2) memajukan/mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan
pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan; (3) meningkatkan daya saing
bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang; (4) menghasilkan
intelektual, ilmuwan, dan professional yang berbudaya dan kreatif, toleran,
demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk
kepentingan bangsa.Tujuan tersebut, ketika dirumuskan ulang oleh setiap
perguruan tinggi, sangat mungkin terjadi interpretasi yang beragam, sehingga
dapat berakibat rumusan tujuan perguruan tinggi dalam mengemban fungsi
pendidikan tinggi juga bervariasi rumusan isinya, meskipun semua diharapkan
tetap mengacu pada dan tidak bias dari tujuan pendidikan tinggi tersebut dan
berkenaan dengan keefektifan perguruan tinggi, setiap perguruan tinggi
diharapkan dapat menjadi perguruan tinggi yang efektif, yang dapat mewujudkan
keempat unsur tujuan pendidikan tinggi tersebut, dengan memanfaatkan segala
sumber daya yang dimiliki seperti dosen sebagai tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang merupakan unsur sumber daya manusia perguruan tinggi; di
samping sumber daya material, mesin termasuk fasilitas dan energi, uang, dan
informasi termasuk data yang dimiliki perguruan tinggi (bandingkan McLeod,
1995, 5). Pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang
berkelanjutan; dan dapat berdaya saing di segala bidang di era global sekarang
dan yang akan datang.
2.
Struktur Organisasi Perguruan
Tinggi Yang Baik
Struktur
organisasi merupakan output dari fungsi pengorganisasian, yang merupakan suatu
aktivitas atau fungsi manajemen, di samping perencanaan, staffing, pengarahan,
dan pengawasan (ferrell dan hirt 2009, 203).
Pengorganisasian adalah fungsi
manajemen yang dimaksudkan untuk menyusun atau mengatur sumber daya-sumber daya
dan aktivitas-aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara
yang efektif dan efesien. Pimpinan perguruan tinggi atau tim penyusun dalam
fungsi pengorganisasian ini melakukan rieview terhadap rencana dan menentukan
aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk melaksanakannya, kemudian membagi
pekerjaan-pekerjaan kepada unit-unit dan memberikanya kepada individu-individu,
kelompok-kelompok, atau uinit keja-unit kerja.
Pengorganisasian ini penting karena
beberapa alasan berikut. Pengorganisasian : (1) membantu menciptakan sinergi
dari semua unsur atau bagian, (2) menetapkan garis wewenang, (3) memperbaiki
komunikasi, (4) membantu menghibur duplikasi sumber daya, (5) dan dapat memperbaiki
daya kompetisi melalui kecepatan pengambilan keputusan dan pelayanan kepada
pengguna jasa. Jadi proses pengorganisasian menghasilkan struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah kerangka hubungan satuan-satuan organisasi yang di
dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-masing mempunyai
peranan tertentudalam kesatuan yang utuh. Sedangkan Ferrell, Hirt, dan Ferrell
(2009, 236-237) mende-finisikan struktur organisasi sebagai susunan atau
hubungan dari posisi-posisi di dalam suatu organisasi. Struktur organisasi
menjadijelas setelah divisu-alisasi menjadi “bagan struktur organi-sasi” atau
“bagan organisasi” (organiza-tional chart), yang merupakan pertun-jukan visual
dari struktur organisasi, garis wewenang atau rantai perintah, hubungan staff,
susunan komite atau panitia tetap, dan garis komunikasi.
Setiap perguruan tinggi harus
berupaya membentuk struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang baik
harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur organisasi yang sehat berarti
tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan
tertib. Struktur organisasi yang efisien berarti dalam menjalankan peranannya
masing-masing satuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara
usaha dan hasil kerja (Sutarto, loc. cit.)
The Liang Gie menguraikan struktur
organisasi yang sehat berarti bahwa organisasi mempunyai bentuk yang teratur di
mana masing-masing bidang kerja beserta pejabat, tugas, dan wewenangnya yang
merupakan satuan-satuan tertentu dalam lingkungan keseluruhan organisasi dapat
menjalankan peranannya dengan tanpa kesimpang siuran.
Sedangkan struktur organisasi yang
efisien berarti bahwa organisasi itu memiliki susunan yang logis dan bebas dari
sumber-sumber pergesekan sehingga segenap satuan di dalamnya dapat mencapai
perbandingan yang terbaik antara usaha dengan hasil kerjanya baik mengenai mutu
maupun banyaknya hasil kerja itu.Tentang struktur perguruan tinggi, seperti
disebutkan di atas struktur perguruan tinggi terdiri dari unsur-unsur atau satuan-satuan
orga-nisasi perguruan tinggi, yang menu-rut Pasal 28 PPRI Nomor 4 Tahun 2014
terdiri dari:
a.
Penyusun kebijakan
b.
Pelaksana akademik
c.
Pengawas dan penjaminan mutu
d.
Penunjang akademik atau sumber belajar
e.
Pelaksana administrasi atau tata usaha
Dengan dibedakannya antara
penyususn kebijakan, pelaksana akademik, dan pengawas
penjamin mutu seperti teori trias politika yang membedakan kekuasaan
legislative (pembuat peraturan), kekuasaan eksekutif (pelaksana
peraturan) dan kekuasaan yudikatif (pengawas pelaksanaan peraturan) ini
menjadikan struktur organisasi perguruan tinggi menurut PPRI Nomor 4 Tahun 2014
ini sebagai struktur organisasi yang baik yang sehat dan efesien. Struktur
organisasi perguruan tinggi yang sehat, dapat berdampak pada terjadinya struktur
organisasi yang efesien yang memungkinkan perguruan tinggi dapat
mencapai hasil pendidikan yang membanggakan karena lulusan yang cerdas. Struktur organisasi
peguruan tinggi, antara lain meliputi :
1.
Struktur kepemimpinan
Pimpinan tertinggi suatu universitas
disebut Rektor, dalam aktifitas sehari-harinya, seorang rektor dibantu oleh
beberapa orang wakil rektor (dulu disebut pembantu rektor) yang umumnya
berjumlah empat orang. Wakil rektor memiliki tugas masing-masing umumnya yaitu
:
a.
Wakil rektor 1, mengurusi bidang akademik
b.
Wakil rektor 2, mengurusi bidang administrasi umum dan keuangan
c.
Wakil rektor 3, mengurusi bidang-bidang kemahasiswaan dan alumni
d.
Wakil rektor 4, mengurusi bidang perencanaan dan kerja sama
2.
Lembaga-lembaga
Universitas umumnya memiliki
Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat. Kedua lembaga
tersebut bertugas melaksanakan dua dari tiga isi Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Kedua lembaga ini
biasanya tidak berhubungan langsung dengan mahasiswa, kecuali dalam kondisi
tertentu.
3.
Biro-biro
Biro
adalah unit pelaksana pembantu pimpinan universitas, mereka bertugas sesuai
dengan namanya masing-masing, yaitu:
a.
Biro administrasi akademik dan kemahasiswaan
b.
Biro administrasi umum dan keuangan
c.
Biro administrasi perencanaan dan sistem informasi
4.
Fakultas
Secara
umum fakultas diartikan sebagai sebuah divisi dalam sebuah universitas yang
terdiri dari suatu area subyek, atau sejumlah bidang studi
terkait. Fakultas dipimpin oleh seorang dekan yang dibantu
oleh beberapa wakil dekan. Fakultas adalah struktur akademik universitas yang
berhubungan langsung dengan mahasiswa. Dan Fakultas juga membawahi jurusan dan
program studi.
5.
Jurusan
Jurusan
kuliah adalah subdivisi dari Fakultas yang memiliki subjek akademik yang
spesifik, misalnya Jurusan Pendidikan Biologi membahas berbagai hal
mengenai Biologi, jurusan Matematika membahas ilmu-ilmu
Matematika dan lain sebagainya. Beberapa perguruan
tinggi menggunakan nama lain untuk menyebut jurusan, yaitu departemen.
Departeman kemungkinan digunakan
perguruan tinggi yang sudah memiliki program Pascasarjana di jurusan tersebut.
Misalnya di IPB, pada Fakultas Pertanian terdapat Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Departeman Hama
dan Penyakit Tanaman, serta Departemen Arsitektur Lansekap.
Daftar Pustaka
M.Irfan Hendri, Aplikasi TQM pada
Manajemen Perguruan :Sudut Pandang Kepemimpinan, Komitmen Organisasional,
dan Manajemen SDM, Jurnal Ekonomi,
Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 2, Thn.2010, ISSN: 2087- 9954
Jurnal Ilmu Tarbiyah, 2015-Ejournal.Stitmuh-Pacitan.Ac.Id. Diakses Pada
Sabtu, 19 November 2016, Pkl 00:25
Jurnal Manajemen/Volume Xix, No. 01,
Februari 2015: 47-58,Diakses Pada Jumat, 18 November 2016, Pkl.22:05
http://stkippgrismp.ac.id/backsite-content/uploads/2014/06/Bowang-Darmawan-Manajemen-Saran-Prasarana-Pendidikan.pdf diakses pada 23 Oktober 2016
pukul 16:05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar