Selasa, 21 Maret 2017

JURNAL STRUKTUR ORGANISASI PERGURUAN TINGGI

Oleh Kelompok 2 (Iwan Sopwandin,  Albar Maulana, Hikmatul Ulum, Hilmi)

Abstrak
Tulisan ini bertujuan menggambarkan atau menyajikan  struktur kelembagaan di suatu perguruan tinggi, dengan metode penelitian menggunakan metode studi pustaka dan mini riset ke aljamiah. Metode tersebut digunakan dengan cara mencari beberapa literature yang sesuai dengan pembahasan. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa struktur kelembagaan di suatu perguruan tinggi sangatlah penting guna menyongsong kualitas kelembagaan pendidikan. Tentunya dalam pengelolaan nya harus berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam undang-undang ataupun peraturan yang telah di tetapkan.

Kata Kunci : Struktur, Kelembagaan, Perguruan tinggi

A.                 PENDAHULUAN
Mahasiswa adalah salah satu elemen penting yang diharapkan dapat melakukan perubahan dan memberikan kontribusi nyata terhadap bangsa dan negaranya. Menjadi mahasiswa seharusnya menjadi langkah awal yang nyata untuk melakukan perubahan. Dalam prosesnya mahasiswa sampai menjadi alumni butuh yang namanya wadah untuk pengembangan dan binaan dari lembaga terkait agar aktivitas yangdi lakukan benar-benar ter koordinir dan sesuai dengan harapan lembaga dan bisa melancarkan tujuan pendidikan itu sendiri dan pastinya bisa menjadi sorotan baik bagi masyarakat luas.
Dengan hal ini sangat lah wajar mahasiswa dan alumni berperan aktif untuk bisa melakukan proses maksimal dalam membantu lembaganya, akan tetapi terlebih dahulu mahasiswa juga harus mengetahui struktur kelembagaan perguruan tinggi dimaksudkan agar mahasiswa ketika membuat atau nantinya bekerja di perguruan tinggi sudah tidak awam lagi.


       B.     PEMBAHASAN
 1.      Hakikat Perguruan Tinggi Efektif
Hall (1991) mencatat ada dua model keefektifan organisasi, yaitu model sistem sumber daya (The System-Resource Model), dan model tujuan (The Goal Model). Model sistem sumber daya mendefinisikan keefektifan sebagai kemampuan untuk mengeksploitasi lingkungan organisasi di dalam tindakan memperoleh sumber daya yang langka dan bernilai untuk melanjutkan fungsi organisasi. Sedangkan model tujuan, secara sederhana mendefinisikan keefektifan sebagai tingkat atau ke-mampuan organisasi merealisasikan tujuan-tujuannya. Sedangkan kompleksitas terjadi karena organisasi mempunyai tujuan-tujuan yang seringkali saling bertentangan, mengandung keberagaman dan ketidaksesuaian satu tujuan dan tujuan-tujuan lainnya. Untuk menguraikan keefektifan perguruan tinggi, kedua model tersebut dapat disintesakan, bahwa keefektifan suatu perguruan tinggi adalah tingkat pencapaian tujuan perguruan tinggi dalam menjalankan fungsinya dengan mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki.
Seperti tersurat di atas, dapat dikatakan bahwa perguruan tinggi dengan fungsi menjalankan pendidikan tinggi bermaksud mencapai tujuan (1) mencerdaskan kehidupan bangsa; (2) memajukan/mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan; (3) meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang; (4) menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan professional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa.Tujuan tersebut, ketika dirumuskan ulang oleh setiap perguruan tinggi, sangat mungkin terjadi interpretasi yang beragam, sehingga dapat berakibat rumusan tujuan perguruan tinggi dalam mengemban fungsi pendidikan tinggi juga bervariasi rumusan isinya, meskipun semua diharapkan tetap mengacu pada dan tidak bias dari tujuan pendidikan tinggi tersebut dan berkenaan dengan keefektifan perguruan tinggi, setiap perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi perguruan tinggi yang efektif, yang dapat mewujudkan keempat unsur tujuan pendidikan tinggi tersebut, dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki seperti dosen sebagai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang merupakan unsur sumber daya manusia perguruan tinggi; di samping sumber daya material, mesin termasuk fasilitas dan energi, uang, dan informasi termasuk data yang dimiliki perguruan tinggi (bandingkan McLeod, 1995, 5). Pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan; dan dapat berdaya saing di segala bidang di era global sekarang dan yang akan datang.
2.      Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Yang Baik
Struktur organisasi merupakan output dari fungsi pengorganisasian, yang merupakan suatu aktivitas atau fungsi manajemen, di samping perencanaan, staffing, pengarahan, dan pengawasan (ferrell dan hirt 2009, 203).
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang dimaksudkan untuk menyusun atau mengatur sumber daya-sumber daya dan aktivitas-aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara yang efektif dan efesien. Pimpinan perguruan tinggi atau tim penyusun dalam fungsi pengorganisasian ini melakukan rieview terhadap rencana dan menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk melaksanakannya, kemudian membagi pekerjaan-pekerjaan kepada unit-unit dan memberikanya kepada individu-individu, kelompok-kelompok, atau uinit keja-unit kerja.
Pengorganisasian ini penting karena beberapa alasan berikut. Pengorganisasian : (1) membantu menciptakan sinergi dari semua unsur atau bagian, (2) menetapkan garis wewenang, (3) memperbaiki komunikasi, (4) membantu menghibur duplikasi sumber daya, (5) dan dapat memperbaiki daya kompetisi melalui kecepatan pengambilan keputusan dan pelayanan kepada pengguna jasa. Jadi proses pengorganisasian menghasilkan struktur organisasi. Struktur organisasi adalah kerangka hubungan satuan-satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-masing mempunyai peranan tertentudalam kesatuan yang utuh. Sedangkan Ferrell, Hirt, dan Ferrell (2009, 236-237) mende-finisikan struktur organisasi sebagai susunan atau hubungan dari posisi-posisi di dalam suatu organisasi. Struktur organisasi menjadijelas setelah divisu-alisasi menjadi “bagan struktur organi-sasi” atau “bagan organisasi” (organiza-tional chart), yang merupakan pertun-jukan visual dari struktur organisasi, garis wewenang atau rantai perintah, hubungan staff, susunan komite atau panitia tetap, dan garis komunikasi.
Setiap perguruan tinggi harus berupaya membentuk struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur organisasi yang sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib. Struktur organisasi yang efisien berarti dalam menjalankan peranannya masing-masing satuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja (Sutarto, loc. cit.)
The Liang Gie menguraikan struktur organisasi yang sehat berarti bahwa organisasi mempunyai bentuk yang teratur di mana masing-masing bidang kerja beserta pejabat, tugas, dan wewenangnya yang merupakan satuan-satuan tertentu dalam lingkungan keseluruhan organisasi dapat menjalankan peranannya dengan tanpa kesimpang siuran.
Sedangkan struktur organisasi yang efisien berarti bahwa organisasi itu memiliki susunan yang logis dan bebas dari sumber-sumber pergesekan sehingga segenap satuan di dalamnya dapat mencapai perbandingan yang terbaik antara usaha dengan hasil kerjanya baik mengenai mutu maupun banyaknya hasil kerja itu.Tentang struktur perguruan tinggi, seperti disebutkan di atas struktur perguruan tinggi terdiri dari unsur-unsur atau satuan-satuan orga-nisasi perguruan tinggi, yang menu-rut Pasal 28 PPRI Nomor 4 Tahun 2014 terdiri dari:
a.       Penyusun kebijakan
b.      Pelaksana akademik
c.       Pengawas dan penjaminan mutu
d.      Penunjang akademik atau sumber belajar
e.       Pelaksana administrasi atau tata usaha
Dengan dibedakannya antara penyususn kebijakan, pelaksana akademik,     dan pengawas penjamin mutu seperti teori trias politika yang membedakan kekuasaan  legislative (pembuat peraturan), kekuasaan eksekutif (pelaksana peraturan) dan kekuasaan yudikatif (pengawas pelaksanaan peraturan) ini menjadikan struktur organisasi perguruan tinggi menurut PPRI Nomor 4 Tahun 2014 ini sebagai struktur organisasi yang baik yang sehat dan efesien. Struktur organisasi perguruan tinggi yang sehat, dapat berdampak pada terjadinya struktur organisasi   yang efesien yang memungkinkan perguruan tinggi dapat mencapai hasil pendidikan yang membanggakan karena lulusan yang cerdas. Struktur organisasi peguruan tinggi, antara lain meliputi :
1.      Struktur kepemimpinan
Pimpinan tertinggi suatu universitas disebut Rektor, dalam aktifitas sehari-harinya, seorang rektor dibantu oleh beberapa orang wakil rektor (dulu disebut pembantu rektor) yang umumnya berjumlah empat orang. Wakil rektor memiliki tugas masing-masing umumnya yaitu :
a.       Wakil rektor 1, mengurusi bidang akademik
b.      Wakil rektor 2, mengurusi bidang administrasi umum dan keuangan
c.       Wakil rektor 3, mengurusi bidang-bidang kemahasiswaan dan alumni
d.      Wakil rektor 4, mengurusi bidang perencanaan dan kerja sama
2.      Lembaga-lembaga
Universitas umumnya memiliki Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat. Kedua lembaga tersebut bertugas melaksanakan  dua dari tiga isi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Kedua lembaga ini biasanya tidak berhubungan langsung dengan mahasiswa, kecuali dalam kondisi tertentu.
3.      Biro-biro
Biro adalah unit pelaksana pembantu pimpinan universitas, mereka bertugas sesuai dengan namanya masing-masing, yaitu:
a.       Biro administrasi akademik dan kemahasiswaan
b.      Biro administrasi umum dan keuangan
c.       Biro administrasi perencanaan dan sistem informasi
4.      Fakultas
Secara umum fakultas diartikan sebagai sebuah divisi dalam sebuah universitas yang terdiri dari suatu area subyek, atau sejumlah bidang studi    terkait. Fakultas dipimpin oleh seorang dekan yang dibantu oleh beberapa wakil dekan. Fakultas adalah struktur akademik universitas yang berhubungan langsung dengan mahasiswa. Dan Fakultas juga membawahi jurusan dan program studi.
5.      Jurusan
Jurusan kuliah adalah subdivisi dari Fakultas yang memiliki subjek akademik yang spesifik, misalnya Jurusan Pendidikan Biologi membahas   berbagai hal mengenai Biologi, jurusan Matematika membahas ilmu-ilmu     Matematika dan lain sebagainya. Beberapa perguruan tinggi menggunakan nama lain untuk menyebut jurusan, yaitu departemen.
Departeman kemungkinan digunakan perguruan tinggi yang sudah memiliki program Pascasarjana di jurusan tersebut. Misalnya di IPB, pada Fakultas Pertanian terdapat Departemen Agronomi dan Hortikultura, Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Departeman Hama dan Penyakit Tanaman, serta Departemen Arsitektur Lansekap.

Daftar Pustaka
M.Irfan Hendri, Aplikasi TQM pada Manajemen Perguruan  :Sudut  Pandang Kepemimpinan, Komitmen Organisasional, dan Manajemen SDM, Jurnal  Ekonomi, Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 2, Thn.2010, ISSN: 2087- 9954
Jurnal Ilmu Tarbiyah, 2015-Ejournal.Stitmuh-Pacitan.Ac.Id. Diakses Pada Sabtu, 19 November 2016, Pkl 00:25
Jurnal Manajemen/Volume Xix, No. 01, Februari 2015: 47-58,Diakses Pada Jumat, 18 November 2016, Pkl.22:05 
            Journal Of Education And Learning. Vol.6 (1) Pp. 43-50.Diakses Pada Jumat, 18 November 2016,Pkl.22:10



Tidak ada komentar:

Posting Komentar