LATAR BELAKANG RELIGIUS,
KULTURAL, SOSIAL, FILOSOFIS,
PSIKOLOGIS, SOSIOLOGIS DAN PERTUMBUHAN JABATAN
MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Pengawasan dan supervisi
Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr.
Wahyu, M.Pd.
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Disusun Oleh
:
Albar maulana : 1142010009
Iwan Sopwandin :
1142010039
Hilmi : 1142010032
Hikmat :
1142010033
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
anugrahnya kepada kita semua sehingga laporan ini bisa terselesaikan dengan
tepat waktu.
Selanjutnya kami ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengawasan
dan supervisi pendidikan Dr. Wahyu, M.Pd yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan
laporan ini, sehingga kami juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat.
Saran
yang konstruktif dan kritik yang inovatif sangat kami nantikan bagi
penyempurnaan pembuatan buku pedoman di masa yang akan datang.
Hanya kepada Allah SWT kami memohon
bimbingan, ampunan dan perlindungan.
Bandung, 15 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan................................................................................1
BAB II Pembahasan...............................................................................3
A. Pengertian Supervisi...................................................................3
B. Pentingnya pengembangan sumberdaya guru dengan supervise.. 5
C. Multiperan guru..........................................................................8
BAB III Penutup.....................................................................................9
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah
melalui proses pembelajaran di sekolah.
Dalam
usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen
sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus.
Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan
maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga
pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu
perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara
potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru
untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Masyarakat
mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas
muda dan membantu mengembangkan potensinya secara professional.
Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan
masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut
mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada
tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik
kompetensi personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung
aktualisasi kebijakan pendidikan.
Hal tersebut akan
tercapai ketika supervisinya terlaksana dengan baik, namun hal tersebut sangat
berkaitan erat dengan latar belakang supervis. Maka dari itu didalam laporan
ini kami akan membahas tentang latar belakang kultur, filosofis, psikologis,
social serta pertumbungan jabatan.
B.
Rumusan
masalah
1.
Pengertian
supervisi
2.
Pentingnya
pengembangan sumberdaya guru dengan supervise
3.
Multipern guru
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian supervisi
2.
Untuk
mengetahui Pentingnya pengembangan sumberdaya guru dengan supervise
3.
Untuk
mengetahui multiperan guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi
Konsep supervisi
modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut : “Supervision
is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih
baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi
keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method,
teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya
diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian
layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran.
Konsep supervisi tidak
bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan
bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan
yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara
guru-guru, karena bersifat demokratis. Istilah supervisi pendidikan dapat
dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi),
maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
1) Etimologi
Istilah supervisi
diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di
bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.
2) Morfologis
Supervisi dapat
dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari dua
kata.Super berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik,
awasi. Seorang supervisor memang mempunyai posisi diatas atau mempunyai
kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.
3) Semantik
Pada hakekatnya isi
yang terandung dalam definisi yang rumusanya tentang sesuatu tergantung dari
orang yang mendefinisikan. Wiles secara singkat telah merumuskan bahwa
supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih
baik. Adam dan Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan khususnya
menyangkut perbaikan proses belajar mengajar. Sedangkan Depdiknas (1994)
merumuskan supervisi sebagai berikut : “ Pembinaan yang diberikan kepada
seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik “. Dengan demikian,
supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan situasi belajar
mengajar yang lebih baik.
Untuk itu ada dua hal
(aspek) yang perlu diperhatikan :
a. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar
b. Hal-hal
yang menunjang kegiatan belajar mengajar
Karena
aspek utama adalah guru, maka layanan dan aktivitas kesupervisian harus lebih
diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar. Untuk itu guru harus memiliki yakni : 1)
kemampuan personal,
2)
kemampuan profesional
Dalam bab 1 pasal 6
telah dikatakan bahwa supervise adalah akitivitas menentukan kondisi-kondisi/
syarat-syarat yang esensial, yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan.
Jadi
supervise mempunyai pengertian yang luas. Supervise adalah segala bantuan dari
para pemimpin sekolah, yang bertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru
dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia
berupa dorongan, bimbingan, dan bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemimlihan alat-alat
pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang
sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.
Dengan
kata lain:
Supervise ialah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.[2]
Atas dasar uraian
diatas, maka pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai berikut “
serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan
profesional yang diberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah,
dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.
Karena supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada pembinaan
guru tersebut pula “Pembinaan profesional guru“ yakni pembinaan yang lebih
diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru.
Supervisi dapat kita
artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk
kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi
diartikan pula pembinaan guru.
B.
Pentingnya
Pengembangan Sumber Daya Guru dengan Supervisi
Di
abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba digital,
akses informasi sangat cepat dan persaingan hidup semakin ketat, semua bangsa
berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Hanya manusia yang
mempunyai sumber daya unggul dapat bersaing dan mempertahankan diri dari dampak
persaingan global yang ketat. Termasuk sumber daya pendidikan. Yang termasuk
dalam sumber daya pendidikan yaitu ketenagaan, dana dan sarana dan prasarana.
Guru
merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran
institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan
harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut
kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen
pendidikan yang professional.
Ada dua
metafora untuk menggambarkan pentingnya pengembangan sumber daya
guru. Pertama, jabatan guru diumpamakan dengan sumber air. Sumber air
itu harus terus menerus bertambah, agar sungai itu dapat mengalirkan air
terus-menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila
seorang guru tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak menambah ilmu
pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan
pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada peserta didik.
Kedua,
jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan. Pohon itu tidak
akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak menyerap zat-zat makanan yang berguna
bagi pertumbuhan pohon itu. Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu
bertumbuh dan berkembang. Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan
profesi guru. Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan
profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan
berkualitas. Itulah sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca
informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar
suasana belajar mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik bagi guru apalagi
bagi peserta didik.
Peningkatan
sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan supervisor, yaitu orang
ataupun instansi yang melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru. Perlunya
bantuan supervisi terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat.
Swearingen mengungkapkan latar belakang perlunya supervisi berakar mendalam
dalam kebutuhan masyarakat dengan latar belakang sebagai berikut :
1.
Latar Belakang
Kultural
Pendidikan
berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak dini pengalaman belajar dan
kegiatan belajar-mengajar harus daingkat dari isi kebudayaan yang hidup di
masyarakat itu. Sekolah bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
2.
Latar Belakang
Filosofis
Suatu
system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna bila ia berakar mendalam
pada nilai-nilai filosofis pandangan hidup suatu bangsa.
3.
Latar Belakang
Psikologis
Secara
psikologis supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman manusia. Tugas
supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh kehangatan sehingga
setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri.
4.
Latar Belakang
Sosial
Seorang
supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya harus mampu mengembangkan potensi
kreativitas dari orang yang dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain
untuk berpartisipasi bersama. Supervisi harus bersumber pada kondisi
masyarakat.
5.
Latar Belakang
Sosiologis
Secara
sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata nilai. Supervisor
bertugas menukar ide dan pengalaman tentang mensikapi perubahan tata nilai
dalam masyarakat secara arif dan bijaksana.
6.
Latar Belakang
Pertumbuhan Jabatan
Supervisi
bertugas memelihara, merawat dan menstimulasi pertumbuhan jabatan guru.
Diharapkan guru menjadi semakin professional dalam mengemban amanat jabatannya
dan dapat meningkatkan posisi tawar guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa
guru punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat manusia.
Permasalahan
yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan dasar
adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif
menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan
situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagai subjek
yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu, supervisi harus dilaksanakan
berdasarkan data, fakta yang objektif.[3]
Supandi
menyatakan bahwa ada dua hal yang mendasari pentingnya supervisi dalam proses
pendidikan.
1.
Perkembangan
kurikulum merupakan gejala kemajuan pendidikan.
Perkembangan
tersebut sering menimbulkan perubahan struktur maupun fungsi kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian yang terus-menerus dengan
keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiasa harus
berusaha mengembangkan kreativitasnya agar daya upaya pendidikan berdasarkan
kurikulum dapat terlaksana secara baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak
selamanya berjalan mulus. Banyak hal sering menghambat, yaitu tidak lengkapnya
informasi yang diterima, keadaan sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan
kurikulum, masyarakat yang tidak mau membantu, keterampilan menerapkan metode
yang masih harus ditingkatkan dan bahkan proses memecahkan masalah belum
terkuasai. Dengan demikian, guru dan Kepala Sekolah yang melaksanakan kebijakan
pendidikan di tingkat paling mendasar memerlukan bantuan-bantuan khusus dalam
memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan, khususnya pengembangan kurikulum.
2.
Pengembangan
personel, pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya
yang
terus-menerus dalam suatu organisasi. Pengembangan personal dapat dilaksanakan
secara formal dan informal. Pengembangan formal menjadi tanggung jawab lembaga
yang bersangkutan melalui penataran, tugas belajar, loka karya dan sejenisnya.
Sedangkan pengembangan informal merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dan
dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya, melalui
berbagai kegiatan seperti kegiatan ilmiah, percobaan suatu metode mengajar, dan
lain sebagainya.
Kegiatan
supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru. Hal
tersebut karena proses belajar-mengajar yang dilaksakan guru merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena
kegiatan supervisi dipandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses
pembelajaran.[4]
C.
Multi
peran Guru
Terlepas
dari apakah kehadiran guru dikelas dan diluar kelas membebaskan atau membelenggu
siswanya,kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan tenaga kependidikan, terutama
guru, amat terasa esensi dan urgensinya pada pendidikan formal (formal education) untuk setiap jenis dan
jenjang. Dilembaga pendidikan formal ini guru menjalankan tugas pokok dan
fungsi yang bersifat multi peran, yaitu sebagai pendidik, pengajar, dan
pelatih. Istilah pendidik merujuk pada pembinaan dan pengembangan afeksi
peserta didik. Istilah pengajar merujuk pada pembinaan dan pengembangan
pengatahuan atau asah otak intelektual. Istilah pelatih, meskipun tidak lazim
menjadi sebutan untuk seorang guru, merujuk pada pembinaan dan pengembangan
keterampilan atau keprigelan peserta didik, seperti yang dilakukan oleh guru
keterampilan.[5]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas mengenaipengertian, latar belakang pentingnya supervisi yang
terdapat beberapa poin yaitu : latar belakang
kultural,latar belakang filosofis, latar belakang
psikologis, latar belakang sosial, latar belakang sosial, latar belakang sosiologis,
latar belakang pertumbuhan jabatan dan multiperan guru dalam suatu
pendidikana dapat disimpulkan bahwa
supervisi pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatan kualiatas guru
dan staf dalam suatu lembaga pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,
Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung 2014 PT Remaja
Rosdakarya offset hal76
Balitbang
Depdiknas. 2001. Data Standardisasi Kompetensi Guru.
(http://www.depdiknas.go.id.html).
Sahertian,
Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka.
[1] Balitbang
Depdiknas. Data Standardisasi Kompetensi Guru.
(http://www.depdiknas.go.id.html).
[2]
Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung 2014 PT Remaja
Rosdakarya offset hal76
[3] Sahertian,
Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
[4]Supandi. 1996. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka
[5]
Danim, Sudarwan. Inovasi Pendidikan, Bandung 2002 CV PUSTAKA SETIA hal 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar